PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Individu dalam konsep sosiologi,
individu lebih cenderung pada subyek yang melakukan sesuatu, subjek yang
memiliki pikiran, subjek yang memiliki kehendak, subjek yang mempunyai
kebebasan, subjek yang memberi arti pada sesuatu, yang mampu menilai tindakan
dan hasil tindakannnya sendiri.
Menurut ahli sosiologi (Paul B. Horton,
1993:90) kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari individu dengan sistem
kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi. Faktor
yang mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang amat tergantung pada
keturunan biologis, lingkungan fisik, kebudayaan, pengalaman kelompok dan
pengalaman yang unik.
Dalam kajian sosiologi kelompok dapat
diartikan sebagai setiap kumpulan manusia secara fisik atau sejumlah orang yang
memiliki pola interaksi yang teroerganisasi yang berlangsung berulang-ulang.
Kelompok adalah suatu sistem sosial
yang terdiri dari sejumlah orang yang berinteraksi satu sama lain dan terlibat
dalam kegiatan bersama. Kelompok merupakan salah satu bentuk sistem sosial yang
dapat dikembangkan dengan menggunakan konsep-konsep fungsi dan integrasi dari
sudut kajian sosiologi. Selanjutnya dibawah ini akan dibahas berbagai konsep
sosiologi yang berhubungan secara langsung dalam konteks individu dan kelompok.
B. Tujuan Makalah
1.
Mengetahui
prinsip-prinsip kebutuhan hidup manusia baik dalam berinteraksi maupun status
sosial dan peran sosialnya.
2.
Mengetahui
Faktor-faktor berinteraksi dan bekerja sama dalam kehidupan individu dan
kelompok, serta faktor yang mempengaruhi perilaku individu dan kepribadian
individu
Individu dan Kelompok dalam Kajian
Sosiologis
A.
KEBUTUHAN HIDUP MANUSIA SECARA INDIVIDU DAN KELOMPOK
Manusia sejak lahir mempunyai naluri untuk
hidup bergaul dengan sesamanya, yaitu:
1.
kebutuhan afeksi adalah kebutuhan akan cinta kasih.
2.
kebutuhan inklusi adalah kebutuhan untuk mendapatkan
kepuasan dan mempertahankan.
3.
kebutuhan kontrak adalah kebutuhan akan pengawasan dan
kekuasaan.
Menurut Peddington, kebutuhan hidup
manusia terdiri dari tiga pokok, yaitu:
1.
Kebutuhan
primer atau kebutuhan utama
2.
Kebutuhan
sekunder atau kebutuhan sosial
3.
Kebutuhan
integratif muncul dari hakikat manusia sebagai makhluk pemikir dan bermoral.
Menurut Maslow, kebutuhan hidup manusia
dapat dibagi menjadi:
1.
kebutuhan
fisik;
2.
kebutuhan rasa
aman;
3.
kebutuhan
diterima dan kasih sayang;
4.
kebutuhan untuk
perwujudan;
5.
kebutuhan untuk
perwujudan diri;
6.
kebutuhan ingin
tahu;
7.
kebutuhan akan
keindahan.
B.
INTERAKSI SOSIAL DALAM KEHIDUPAN PRIBADI DAN KELOMPOK
Interaksi sosial yaitu gambaran tentang
proses hubungan yang saling pengaruh mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan antara
individu dalam masyarakat.
Unsur-unsur interaksi sosial
dikarenakan terjadinya kontak sosial, terjadinya komunikasi , terjadinya saling
pengaruh mempengaruhi, dan adanya faktor pikiran dan tindakan interaksi sosial
bertujuan untuk:
1.
tercipta hubungan
yang harmonis antarindividu atau antarkelompok dalam kehidupan bermasyarakat;
2.
tercapainya
kebutuhan dan kepentingan individu sebagai warga masyarakat;
3.
sebagai sarana
mewujudkan keteraturan sosial dalam kehidupan bermasyarakat;
4.
sebagai alat
untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan hidup warga masyarakat
Jenis – jenis interaksi sosial:
1.
Interaksi
antarindividu;
2.
Interaksi
antarindividu dengan kelompok;
3.
Interaksi
antarkelompok.
Faktor – faktor yang mempengaruhi
interaksi sosial adalah:
1.
imitasi;
2.
sugesti;
3.
identifikasi;
4.
simpati;
5.
motivasi;
6.
empati.
Syarat – syarat terbentuknya interaksi
sosial adalah adanya kontak sosial, yaitu cara dua orang atau dua pihak dalam
berhubungan sosial, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan komunikasi,
yaitu proses dua pihak yang saling berhubungan dalam pikiran dan tindakan.
Status sosial disebut juga kedudukan
yang diartikan sebagai suatu peringkat atau posisi seseorang dalam suatu
kelompok masyarakat. Macam-macam status sosial, yaitu:
1.
Status
kelahiran (ascribed status); status yang didapat sejak orang dilahirkan;
2.
Status karena
perjuangan (achieved status); status diperoleh dari perjuangan;
3.
Status
pemberian (assigned status); status diperoleh dari pemberian;
4.
Status simbol,
dapat dilihat dari kebiasaan, tempat tinggal seahri-hari;
5.
Status aktif
adalah status yang pada saat kondisi tertentu aktif;
6.
Status laten
adalah status diam pada saat status aktif bekerja.
C.
KETERATURAN DAN KONFLIK DALAM KEHIDUPAN INDIVIDU DAN KELOMPOK
Faktor-faktor yang dapat menciptakan
keteraturan sosial adalah:
1.
kebutuhan nyata
(kebutuhan lahir dan batin);
2.
efisiensi
merupakan alat untuk mempererat dan mengatur pergaulan manusia;
3.
efektif untuk
mencapai tujuan hidup sesuai dengan nilai – nilai sosial;
4.
penyesuaian
diri pada kebenaran mendekatkan manusia pada nilai – nilai yang dialami dan
dibenarkan oleh masyarakat;
5.
penyesuaian
diri pada kaidah-kaidah yang berlaku;
6.
sikap tidak
memaksakan kehendak secara mental dan fisik.
Interaksi sosial dapat dibagi menjadi
dua macam proses sosial, yaitu:
1.
Proses asosiatif, yaitu proses interaksi yang cenderung
mangarahkan pada bentuk –bentuk kerjasama, akomodasi, asimilasi, dan
akulturasi.
2.
Proses dissosiatif, yaitu pros interaksi yang cenderung
mengarah pada bentuk – bentuk pertentangan atau konflik.
Kerja sama merupakan suatu usaha
bersama antar pribadi atau antarkelompok manusia untuk mencapai satu atau
beberapa tujuan bersama. Bentuk –bentuk kerjasama adalah sebagai berikut:
1.
Bargaining (tawar menawar), yaitu perjanjian atau persetujuan
antara pihak – pihak yang mengikat diri atau bersengketa melalui perdebatan,
usul.
2.
Kooptation (kooptasi), yaitu proses penerimaan unsur – unsur baru
oleh pemimpin suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari
terjadinya keguncangan dalam organisasi.
3.
Coalition (koalisi), yaitu gabungan antara dua organisasi atau
lebih dengan tujuan yang sama.
4.
Join Venture (usaha patungan), yaitu kerjasama perusahaan
(proyek-proyek tertentu).
Akomodasi (penyesuaian diri), yaitu
suatu bentuk proses sosial yang didalamnya terdapat individu – individu atau
kelompok yang berusaha untuk saling menyesuaikan diri, tidak saling mengganggu
dengan cara mencegah, mengurangi, atau menghentikan ketegangan untuk mencapai
kelestarian. Tujuan akomodasi adalah untuk mengurangi perbedaan paham,
pertentangan politik atau permusuhan antarsuku atau negara, mencegah terjadinya
konflik yang mengarah ke benturan pola pikir atau benturan fisik, mengupayakan
terjadinya kerjasama antar individu dan kelompok sosial, serta mengupayakan
terjadinya proses pembauran atau asimilasi di antara kelompok atau ras.
D.
SOSIALISASI DALAM KEHIDUPAN INDIVIDU DAN KELOMPOK
Sosialisasi, yaitu proses mempelajari
nilai, norma, peran, dan persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan
partisipasi yang efektif dari individu dalam kehidupan sosial jenis-jenis
sosialisasi terdiri dari:
1.
sosialisasi primer, yaitu sosialisasi yang dilakukan di
lingkungan keluarga terhadap anggota keluarganya sendiri.
2.
sosialisasi sekunder, yaitu sosialisasi yang dilakukan di
luar lingkungan keluarga.
Tujuan sosialisasi adalah agar individu
mampu berkomunikasi secara efektif, agar terampil dalam kehidupannya di
masyarakat, agar mampu mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan –
latihan mawas diri yang tepat, dan menanamkan nilai – nilai dan kepercayaan
pokok yang ada pada masyarakat.
Tahap-tahap proses sosialisasi adalah
sebagai berikut:
1.
Tahap persiapan (prepatory stage),
persiapan pemahaman tentang diri.
2.
Tahap meniru (play stage),
anak dapat melakukan tiruan secara sempurna.
3.
tahap siap bertindak (game stage),
peniruan yang dilakukan manusia mulai berkurang.
4.
Tahap pennerimaan norma kolektif (generalized
other) manusia adalah orang dewasa.
Proses inkulturasi, mempelajari kebudayaan sendiri dengan
cara mempelajari adat istiadat, bahasa, seni, agama, kepercayaan yang hidup
dalam lingkungan kebudayaan masyarakatnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang
diantaranya struktur sosio budaya, artinya pola perilaku ideal yang diharapkan,
situasi yaitu seluruh kondisi fisik dan social, serta kepribadian, yaitu semua
factor psikologis kejiwaan dan biologis (kejasmanian) yang mempengaruhi
perilaku seseorang.
Unsur-unsur yang mempengaruhi pembentukan kepribadian ,
yaitu:
1.
Heredity (warisan biologis)
2.
Natural environment (warisan lingkungan alam)
3.
Social heritage (warisan social)
4.
Group (kelompok manusia)
Kepribadian memberikan suatu identitas
kepada orang sebagai individu yang unik. Unsur yang membedakan seseorang dengan
yang lainnya (yang menjadikan unik) adalah sebagai berikut:
1.
Pengetahuan
2.
Perasaan
3.
Naluri/dorongan
hati/ insting.
Media sosialisasi, yaitu:
1.
Media sosialisasi keluarga
2.
Media sosialisasi teman sepermainan
3.
Media sosialisasi sekolah
4.
Media sosialisasi lingkungan kerja
5.
Media sosialisasi dengan media masa
E.
PENGENDALIAN SOSIAL DALAM KEHIDUPAN INDIVIDU DAN KELOMPOK
Definisi pengendalian sosial:
·
Segenap cara
dan proses yang ditempuh sekelompok orang atau masyarakat sehingga para
anggotanya dapat bertindak sesuai dengan harapan kelompok atau masyarakat.
·
Pengendalian
sosial merupakan tindakan ”pengawasan” terhadap kegiatan atau perilaku anggota
masyarakat (kelompok) agar tidak menyimpang dari norma dan nilai sosial yang
berlaku.
Tiga ketegangan dalam proses sosial
yang memerlukan pengendalian sosial, yaitu:
1. Ketegangan sosial yang terjadi
antara ketentuan dalam adat istiadat dan kepentingan individu.
2. Ketegangan sosial yang terjadi
karena keperluan yang bersifat umum bertemu dengan kepentingan golongan yang
ada dalam masyarakat.
3. Ketegangan sosial yang terjadi
karena golongan yang menyimpang sengaja menentang tata kelakuan yang berlaku di
dalam masyarakat.
Ruang lingkup pengendalian sosial, yaitu
pengawasan dari individu terhadap individu lain, pengawasan dari individu
terhadap kelompok pengawasan dari kelompok terhadap kelompok, dan pengawasan
dari kelompok terhadap individu.
Sifat-sifat pengendalian sosial, yaitu:
1. pengendalian sosial secara preventif, usaha pencegahan
terhadap pelarangan;
2. pengendalian sosial secara represif,
pengendalian yang diadakan apabila telah terjadi pelanggaran dan diupayakan
agar keadaan pulih kembali;
3. pengendalian sosial gabungan, usaha
untuk mencegah terjadinya penyimpangan (preventif) sekaligus
mengembalikan penyimpangan yang tidak sesuai (represif)
Pengendalian sosial dapat melalui berbagai
alternatif, seperti berikut:
1. Persuasif (pengendalian tanpa
kekerasan), yaitu pengendalian sosial yang menekankan pada suatu usaha untuk
mengajak atau membimbing barupa anjuran;
2. Kurasif (pengendalian dengan
kekerasan), yaitu pengendalian sosial yang dilakukan dengan ancaman.
Pengendalian dengan ancaman dibagi menjadi 2:
a. kompulsif (compulsion),
situasi yang diciptakan sedemikian rupa sehingga secara terpaksa taat dan patuh
terhadap norma-norma.
b. Pervasi (pervasiona),
penanaman norma-norma yang ada secara berulang-ulang dengan harapan tersebut
dapat masuk kedalam kesadaran seseorang.
Bentuk pengendalian sosial
dapat berupa intimidasi (ancaman), kekerasan fisik (hukum fisik), cemoohan,
gosip, teguran, hukuman, dll. Sarana pengendalian sosial adalah melalui
pendidikan baik pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah, melalui
sarana desas desus, melalui sarana dengan menjatuhkan sanksi, berarti
persetujuan atau penolakan terhadap perilaku tertentu.
Fungsi pengendalian sosial
menutut Koentjaraningrat adalah untuk mempertebal keyakinan masyarakat tentang
kebaikan norma, hal ini dapat ditempuh melalui pendidikan, memberi imbalan
kepada warga yang mentaati norma. Faktor yang menyebabkan penyimpangan adalah
adanya kaidah/nilai yang tidak memuaskan bagi pihak tertentu.
Peranan aparat-aparat lembaga sosial dalam
pengendalian sosial, yaitu:
1. Kepolisian, aparat resmi pemerintah
yang bertugas untuk menertibkan keamanan dalam masyarakat.
2. Pengadilan, bertugas
menyelenggarakan pengadilan terhadap orang yang diduga melakukan pelanggaran
hukum atau kejahatan
3. Adat. Pada umumnya adat
bersifat magis dan religius yang mengandung nilai-nilai budaya, norma-norma
hukum, aturan yang saling berkaitan dan menjadi aturan tradisional.
4. Tokoh masyarakat, orang-orang yang dituakan dalam
lingkungannya.
Kelembagaan Ditinjau dari Sudut
Sosiologis
Lembaga adalah suatu sistem norma untuk
mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting,
atau secara formal kumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada
suatu kegiatan pokok manusia. Lima lembaga dasar yang penting dalam masyarakat
yang kompleks adalah lembaga keluarga, lembaga keagamaan, lembaga pemerintahan,
lembaga perekonomian, dan lembaga pendidikan.
A.
PENGERTIAN, PENGGOLONGAN, PROSES PERTUMBUHAN, CIRI-CIRI, DAN FUNGSI LEMBAGA
SOSIAL
Lembaga sosial merupakan satuan sistem
norma khusus yang menata serangkaian tindakan yang berpola untuk keperluan
khusus manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Unsur penting lembaga sosial sebagai
berikut:
1.
lembaga sosial
terkait kebutuhan pokok manusia dalam hidup bermasyarakat.
2.
lembaga sosial
merupakan organisasi yang relatif tetap
3.
lembaga sosial
merupakan suatu organisasi yang tersusun atau terstuktur.
4.
lembaga sosial
merupakan cara bertindak yang mengikat
1.
Penggolongan Lembaga Sosial
Berdasarkan sistem nilai yang diterima masyarakat:
a.
Basic Institution, penting memelihara/mempertahankan
tata tertib masyarakat.
b.
Subsidiary Institutions, Lembaga yang kurang penting.
Berdasarkan
pengembangannya:
a.
Crescive Institutions, lembaga yang tidak disengaja tumbuh
dari adat istiadat masyarakat.
b.
Enacted Institutions, Lembaga yang sengaja dibentuk untuk
mencapai tujuan.
Berdasarkan sudut penerimaan masyarakat:
a.
Approved Institutions, Lembaga yang diterima masyarakat.
b.
Unsaction Institutions, Lembaga yang ditolak masyarakat.
Berdasarkan fungsinya:
a.
Cooperative Institutions, lembaga yang menghimpun pola serta
tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga
b.
Regulative Institutions, lembaga bertujuan untuk mengawasi
adat istiadat yang tidak termasuk bagian mutlak dari lembaga tersebut.
Berdasarkan faktor penyebarannya:
a.
General Institutions, Lembaga dikenal seluruh lapisan
masyarakat
b.
Retucted Institutions, Lembaga yang hanya diketahui kalangan
tertentu saja.
2.
Proses Pertumbuhan lembaga Sosial
Lembaga sosial tumbuh karena
adanya kebutuhan masyarakat untuk tujuan keteraturan hidup bersama, agar
anggota – anggota masyarakat tidak berbuat sesuai dengan kehendak
masing-masing. Proses sebuah aturan menjadi lembaga sosial disebut
institusionalisasi (pelembagaan). Proses pertumbuhan lembaga sosial memakan
waktu yang lama dan harus melalui internalisasi(pembudayaan).
3.
Ciri-ciri lembaga sosial
Ciri-ciri
umum lembaga sosial menurut John Levis Gilin dan John Phillipe Gillin,
yaitu:
1.
Organisasi pola
penilai dan pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan.
2.
Mempunyai
tingkat kekekalan, sehingga himpunan norma yang wajar harus dipertahankan.
3.
mempunyai
tujuan tertentu
4.
mempunyai alat
kelengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.
5.
mempunyai
tradisi tertulis maupun tidak tertulis
6.
biasanya
memiliki lambang-lambang tertentu menggambarkan tujuan/fungsi.
4.
Fungsi Lembaga Sosial
Fungsi lembaga sosial, yaitu menjaga
keutuhan masyarakat yang bersangkutan, memberi pedoman kepada anggota
masyarakat bagaimana harus bertingkah laku atau bersikap menghadapi masalah
dalam masyarakat, memberi pegangan kepada anggota masyarakat untuk mengadakan
sistem pengendalian sosial (social control), yaitu sistem pengawasan
masyarakat terhadap tingkah laku para anggotanya.
B.
PENGERTIAN, CIRI-CIRI, PROSES TERBENTUKNYA, MACAM-MACAM, FUNGSI, DAN BENTUK
LEMBAGA KELUARGA
Keluarga merupakan satuan sosial yang
paling mendasar dan terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak (baik yang dilahirkan maupun yang diadopsi.
Lembaga keluarga merupakan gemainschaft
yang memiliki ciri-ciri kelompok primer, yaitu antaranggota keluarga mempunyai
hubungan yang intim dan hanggat, face to face, kooperatif.
1.
Ciri-ciri keluarga
Menurut
Robert Mac Iver dan Charles Horton Page
a.
Keluarga merupakan hubungan
perkawinan
b.
Keluarga berbentuk suatu kelembagaan
yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk
c.
Keluarga
memiliki suatu system tata nama (nomenclature) termasuk perhitungan
garis keturunan.
d.
Memeliki fungsi
ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya dan berkaitan dengan kemampuan
untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
e.
Keluarga
merupakan tempat tinggal bersama, rumah, atau rumah tangga.
2.
Proses terbentuknya Keluarga
Suatu perkawinan dikatakan syah apabila
diakui keberadaanya oleh masyarakat, baik haknya maupun kewajibannya, apabila
sesuai dengan norma – norma hukum adat, hukum agama dan hukum negara.
Tahap-tahap terbentuknya keluarga
adalah:
1.
tahap pre nuptal (formatif), yaitu persiapan sebelum dilangsungkan
pernikahan
2.
Tahap nuptal stage, tahap perkawinan
3.
tahap child rearing stage tahap pemeliharaan anak
4.
tahap maturity stage tahap keluarga dewasa
3.
Macam-macam keluarga
Adapun macam-macam keluarga adalah
keluarga inti/batih (nuclear family), yaitu ayah, ibu, dan anak; keluarga inti
tanpa anak, yaitu suami dan istri. Keluarga luas/keluarga besar (extended
family), yaitu ayah, ibu, anak,dan anggota keluarga lain, misal kakek,
nenek, keponakan, adik, bibi/paman.
4.
Fungsi keluarga
a.
Fungsi
reproduksi
b.
Fungsi afeksi
c.
Fungsi
sosiolisasi
d.
Fungsi ekonomi
e.
Fungsi kontrol
sosial
f.
Fungsi proteksi
5.
Bentuk Lembaga keluarga
Bentuk-bentuk perkawinan: dilihat dari jumlah suami dan istri(monogami
dan poligami). Dilihat dari asal jodoh (Endogami dan eksogami)
C.
PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI, DAN PROSES TERBENTUKNYA LEMBAGA EKONOMI,
LEMBAGA POLITIK, LEMBAGA PENDIDIKAN, DAN LEMBAGA AGAMA.
1.
Lembaga Ekonomi
Lembaga ekonomi merupakan lembaga
sosial yang menangani masalah kesejahteraan material, yaitu mengatur
kegiatanatau cara bereproduksi, distribusi, pemakaian (konsumsi) barang dan
jasa yang diperlukan bagi kelangsungan hidup bermasyarakat mendapatkan bagian
yang seharusnya.
Menurut Komblum, tipe sistem ekonomi,
yaitu sebagai berikut:
a.
Merkantilisme
b.
Kapitalisme
c.
Sosialisme
d.
Sistem Ekonomi
Indonesia
2.
Lembaga Politik
Menurut Komblum bahwa lembaga politik
merupakan perangkat norma dan status yang mengkhususkan diri pada pelaksanaan
kekuasaan dan wewenang.
Lembaga politik berhubungan dengan
eksekutif, yudikatif, legislatif, keamanan nasional, dari partai politik, serta
politik menentukan siapa, kapan, dan bagaimana memiliki kekuasaan.
Ciri-ciri lembaga politik adalah adanya
suatu komunitas manusia yang hidup bersama atas dasar nilai-nilai yang
disepakati bersama, adanya asosiasi politik yang disebut pemerintahan yang
aktif pemerintah melaksanakan fungsi –fungsi untuk kepentingan bersama, pemerintah
diberi kewenangan untuk memonopoli penggunaan atau ancaman paksaan fisik, serta
pemerintah mempunyai kewenangan tersebut hanya pada wilayah tertentu.
Fungsi lembaga politik adalah
melembagakan norma melalui undang-undang yang telah dibuat oleh lembaga
legislatif, malaksanakan undang-undang yang telah disyahkan, menyelenggarakan
pelayanan sosial.
3.
Lembaga Pendidikan
Pendidikan merupakan proses membimbing
manusia dari kegelapan/kebodohan ke pencerahan pengetahuan atau dari tidak tahu
menjadi tahu.
Fungsi nyata pendidikan:
a.
Membantu orang
mengembangkan potensi mereka agar dapat memenuhi kebutuhannya serta kebutuhan
masyarakat.
b.
Melestarikan
kebudayaan dengan cara mewariskan kepada generasi berikutnya
c.
Mengembangkan
kemempuan berpikir dan berbicara secara rasional
d.
Meningkatkan
cita rasa keindahan para siswa
e.
Membantu agar
sanggup mencari nafkah bagi kehidupan kelak.
Jenis pendidikan menurut Ki Hajar Dewantoro:
1.
Pendidikan Informal (keluarga)atau biasa disebut
pendidikan seumur hidup (life long education)
2.
Pendidikan formal (sekolah)
3.
pendidikan non formal (pendidikan masyarakat)
4.
Lembaga Agama
Lembaga agama adalah sistem keyakinan dan praktik
keagamaan dalam masyarakat.
Fungsi nyata agama adalah:
a.
Menyangkut pola
keyakinan yang disebut doktrin
b.
Ritual, aturan
–aturan tertentu yang dipergunakan dalam pelaksanaan peribadatan agama
c.
Menyatukan para
pemeluknya dalam suatu ikatan persaudaraan
0 comments:
Post a Comment