Kearsipan Sistem Abjad (alphabetic
filing system)
Pengertian Kearsipan Sistem Abjad
Adalah sistem penyimpanan dan
penemuan kembali arsip berdasarkan abjad.
Contoh: Kearsipan Sistem Abjad.
Contoh: Kearsipan Sistem Abjad.
Karton penyekat abjad Map ordner
sistem abjad
Dalam penyusunannya setiap map
(folder) menunjukkan nama korespondennya serta disusun berdasarkan abjad sesuai
dengan warkat yang ada.
Sistem abjad ini merupakan sistem penyimpanan yang sederhana dan mudah dalam menentukan dokumen, dimana petugas bisa langsung ke file penyimpanan dan melihat huruf abjad, tanpa melalui alat bantu seperti indeks yang disebut juga dengan sistem arsip langsung (direct filing system)
Sistem abjad ini merupakan sistem penyimpanan yang sederhana dan mudah dalam menentukan dokumen, dimana petugas bisa langsung ke file penyimpanan dan melihat huruf abjad, tanpa melalui alat bantu seperti indeks yang disebut juga dengan sistem arsip langsung (direct filing system)
Sistem abjad umumnya dipilih sebagai
sistem penyimpanan arsip karena:
- Dokumen sering dicari dan diminta melalui nama.
- Petugas menginginkan agar dokumen dari nama yang sama.
- Jumlah langganan yang berkomunikasi banyak.
- Nama lebih mudah diingat oleh siapapun.
ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM ABJAD :
- Kode
Adalah tanda atau simbol yang dibubuhkan pada lembaran warkat. Kode ditulis dengan pensil pada lembaran warkat sebagai pedoman penyimpanan. - Indeks
Suatu daftar atau tabel yang dipergunakan dalam pekerjaan kearsipan. - Mengindeks
Kegiatan membagi nama/judul atas beberapa unit. - Unit
Bagian terkecil dari suatu nama/judul. - Kode Arsip
Diambil dari abjad pertama dari unit pertama.
Peraturan
Mengindeks
Dalam
sistem abjad, biasanya yang di indeks dan diberi kode adalah nama orang,
perusahaan, instansi pemerintah serta organisasi/perhimpunan.
Peraturan
Mengindeks dan Memberi Kode Nama Orang,
dibedakan atas: Peraturan mengindeks nama orang Indonesia
a.1.
|
Nama Tunggal, yaitu nama yang
terdiri dari satu kata diindeks sebagai mana nama itu ditulis.
Contoh: |
|
|
a.2.
|
Nama Ganda, adalah nama yang
terdiri dari lebih satu kata diindeks berdasarkan nama akhir.
Contoh: |
|
|
a.3.
|
Nama keluarga, suku dan marga.
Nama orang yang diikuti nama keluarga (Jawa), atau nama suku/marga/kaum (Minang, Batak, dll) diindeks berdasarkan nama keluarga, suku, marga, dll Contoh: |
|
|
a.4.
|
Nama yang memakai singkatan di
depan atau di belakang
Contoh: |
|
|
a.5.
|
Nama yang memakai gelar
kebangsawanan, keagamaan, kesarjanaan dan kepangkatan.
Contoh: |
|
|
a.6.
|
Nama orang Indonesia dengan urutan
kelahiran (orang Bali) diutamakan nama diri, diikuti urutan kelahiran dan
gelar kalau ada.
Contoh: |
|
|
a.7.
|
Nama yang didahului nama Baptis,
maka yang diindeks adalah nama aslinya.
Contoh: |
|
|
a.8.
|
Nama wanita yang diikuti nama
suami, keluarga suami,atau nama orang tuanya termasuk nama yang memakai tanda
hubung diutamakan nama suami, keluarga suami atau nama keluarganya.
|
|
|
a.9.
|
Nama yang memakai kata bin, binti,
dan al. Diindeks menjadi satu nama dalam satu unit.
Contoh: |
|
|
a.10.
|
Nama orang yang masih memakai
ejaan lama, diindeks berdasarkan nama dalam ejaan tersebut dan diberi
Lembar penunjuk silang untuk melihat nama dalam ejaan baru
Contoh: |
|
- Peraturan mengindeks nama orang asing, yang dibedakan atas :
b.1.
|
Nama orang Barat, Jepang, India,
Korea dan sejenisnya, diindeks berdasarkan nama keluarga dan biasanya
terdapat setelah nama asli.
Contoh: |
|
|
b.2.
|
Nama orang Eropa yang memakai
tanda penghubung, diindeks sebagai satu kata.
Contoh: |
|
|
b.3.
|
Nama ketiga (surname) orang barat
yang diikuti dengan Prefiks (awalan) Seperti : A, D, Del, Dela, Des, L, Le,
Mc, St, Fitzs, dll.
Contoh: |
|
|
b.4.
|
Nama orang Cina dan Korea.
Diindeks tetap nama keluarga, karena nama keluarga berada di depan nama
Contoh: |
|
Peraturan Mengindeks dan Memberi
Kode Nama Perusahaan
- Nama perusahaan pada umumnya
Nama perusahaan, toko, kantor, yang diutamakan adalah nama yang dipentingkan baru diikuti jenis badan hukum atau kegiatannya.
Contoh :
- Nama Bank atau Perusahaan yang disingkat harus
diperpanjang kemudian diindeks sesuai nama.
Contoh :
- Nama perusahaan yang terdiri dari angka dan nama
perusahaan yang menggunakan huruf, dan yang memakai tanda penghubung.
Contoh :
- Nama badan usaha yang bergerak dibidang pendidikan
Contoh :
Peraturan Mengindeks dan Memberi
Kode Instansi Pemerintah
- Nama Instansi/Lembaga Pemerintah
Yang diindeks adalah nama pokok dari instansinya, sifat organisasinya ditempatkan dalam kurung, tapi bila sifat organisasi diiringi nama tunggal, maka sifat organisasi ikut diindeks mengutamakan nama pokok organisasi.
Contoh :
- Nama Instansi Negara Asing
Diindeks unit politik negara yang bersangkutan.
Contoh :
Peraturan
Mengindeks dan Memberi Kode Nama Organisasi dan Perhimpunan
Diindeks
kata pengenal terpenting dari nama itu dan sifat organisasi ditempatkan pada
unit terakhir.
Contoh :
Contoh :
Merancang
Daftar Klasifikasi
Dalam
merancang klasifikasi abjad nama-nama dikelompokkan atas 4 kelompok, yaitu:
a. Nama Perorangan
b. Nama Perusahaan
c. Instansi Pemerintah
d. Nama Organisasi dan Perhimpunan
a. Nama Perorangan
b. Nama Perusahaan
c. Instansi Pemerintah
d. Nama Organisasi dan Perhimpunan
Setelah nama diindeks kemudian
surat-surat diklasifikasikan berdasarkan abjad mulai dari A sampai Z,
tapi bila terdapat sejumlah nama yang sama maka penyusunan dilakukan
berdasarkan huruf kedua, ketiga dan seterusnya.
Contoh :
Contoh :
A, B, C,…………………………………Z
Aa, Ab, Ac, ……………………………Az
Aba, Abb, Abc, ………………………Abz
Aca, Acb, Acc, …………………………Acz
Aa, Ab, Ac, ……………………………Az
Aba, Abb, Abc, ………………………Abz
Aca, Acb, Acc, …………………………Acz
Bila nama-nama telah diindeks itu
disusun dan dikelompokkan berdasarkan abjad, maka nama-nama tersebut dapat
diurut sbb :
Aan,Jamaan
|
Baenulhaq
|
Carli
|
Dahrul
|
Abas,Abdul
|
Bainulhakim
|
Carlianis
|
Darman,Iskandar
|
Abbas,Yasir
|
Badrianus
|
Channe
|
Dasman,Yusar
|
Abdul,Yadi
|
Badri,Mutia
|
Cherry,Retno
|
Dirman,Asri
|
Jenis Perlengkapan Sistem Abjad
Jenis-jenis peralatan kearsipan
sistem abjad adalah :
- Filling Cabinet
- Guide
- Map Folder
- Kotak Sortir
- Kartu Indeks
Prosedur
Penyimpanan Arsip
Langkah-langkah/prosedur
penyimpanan arsip:
1. Pengumpulan Surat
2. Surat-surat yang berasal dari berbagai unit organisasi dikumpulkan pada bagian
kearsipan.
3. Memeriksa
Petugas memeriksa apakah surat memang sudah benar-benar akan disimpan, dengan
melihat adanya tanda “perintah simpan” (release mark) yang diterapkan oleh atasan di
atas surat bersangkutan. Atau petugas memang yakin bahwa surat sudah selesai
diproses dan boleh disimpan.
1. Pengumpulan Surat
2. Surat-surat yang berasal dari berbagai unit organisasi dikumpulkan pada bagian
kearsipan.
3. Memeriksa
Petugas memeriksa apakah surat memang sudah benar-benar akan disimpan, dengan
melihat adanya tanda “perintah simpan” (release mark) yang diterapkan oleh atasan di
atas surat bersangkutan. Atau petugas memang yakin bahwa surat sudah selesai
diproses dan boleh disimpan.
4. Mengindeks
Memilih nama yang akan dipakai sebagai identitas penyimpanan dan kemudian menguraikannya menjadi unit-unit untuk keperluan mengabjad.
Untuk surat masuk, yang dapat diindeks adalah nama pengirim atau nama penandatangan surat.
Contoh:
Nama Badan Pengirim adalah PT Waringin, dan penandatangannya adalah Sukoco Katim, SH. Biasanya yang dipilih sebagai indeksnya adalah Nama Badan, karena cendrung tidak berubah dibanding dengan nama penandatangan surat, kecuali surat perorangan.
Cara Mengindeks:
PT.Waringin Indeks Waringin PT
Surat ini akan disimpan pada abjad W dan label mapnya adalah W.
5. Memberi Kode
Pada langkah ini nama atau kata tangkap yang sudah diindeks sebagai unit-unit diberi tanda. Misalnya, lingkaran dengan warna merah dan angka 1 untuk unit 1,angka 2 untuk unit 2 dan angka 3 unit 3 dan seterusnya.
Dengan adanya tanda ini petugas dapat menempatkan surat di dalam map yang sudah ada, atau membuatkan map individu baru bila surat-suratnya baru dipindahkan dari map campuran karena jumlah suratnya sudah lebih dari 5 pucuk.
Dengan adanya tanda/kode juga memudahkan petugas mengembalikan surat ke dalam laci, bila surat keluar karena dipinjam.
6. Menyortir Adalah mengelompokkan surat kedalam kelompok abjad masing masing, agar memudahkan petugas mengerjakan langkah terakhir yaitu menyimpan. Sortir ini penting untuk surat-surat yang banyak, kalau suratnya sedikit (tidak lebih dari 25 pucuk) tidak perlu dilakukan sortir. Dengan adanya sortir, petugas didalam menyimpan surat tidak perlu pulang-balik dari meja ke almari arsip, tapi dapat menyimpannya perkelompok abjad.
7. Menempatkan arsip. Pekerjaan ini harus dilakukan dengan hati hati. Kalau tejadi kekeliruan menempatkan surat pada map yang bukan seharusnya maka surat tersebut dapat disebut hilang. Bila volume surat yang disimpan cukup banyak, maka pencarian kembali akan sukar dilakukan.
8. Pemeliharaan, perawatan,
penyiangan dan pemusnahan menurut peraturan yang
berlaku.
berlaku.
Prosedur Penemuan Kembali (Finding)
Jika ada pihak lain yang
meminta/meminjam arsip yang disimpan, maka petugas arsip menempuh
langkah-langkah sebagai berikut:
- Menanyakan jenis arsip yang akan dipinjam.
- Menentukan kode berdasarkan nama yang telah di indeks.
- Mengambil arsip dari tempat penyimpanan dan
menggantinya dengan bon pinjaman (out slip) bila yang dipinjam 1 lembar
arsip. Jika yang dipinjam 1 folder harus dibuat out foldernya.
Contoh surat out slip:
Cara
penyimpanan dan penemuan kembali arsip dalam lemari arsip sistem abjad.
Misalnya:
Surat diterima dari langganan Sukri Ahmad, diindeks menjadi Ahmad,Sukri
Setelah diindeks kodenya adalah A atau Ah , maka surat di simpan di dalam laci A-Z, di belakang guide A, di dalam folder A.
Jika kodenya dibuat Ah, maka surat dapat disimpan di dalam laci ABC, di belakang guide A, di dalam folder Ah .
Atau di dalam laci A, di belakang guide A, di dalam folder Ah bagi yang membuat laci-laci sebanyak abjad. Begitu juga dalam penemuan kembali arsip.
Misalnya:
Surat diterima dari langganan Sukri Ahmad, diindeks menjadi Ahmad,Sukri
Setelah diindeks kodenya adalah A atau Ah , maka surat di simpan di dalam laci A-Z, di belakang guide A, di dalam folder A.
Jika kodenya dibuat Ah, maka surat dapat disimpan di dalam laci ABC, di belakang guide A, di dalam folder Ah .
Atau di dalam laci A, di belakang guide A, di dalam folder Ah bagi yang membuat laci-laci sebanyak abjad. Begitu juga dalam penemuan kembali arsip.
- Menyerahkan arsip kepada peminjam
Arsip yang diinginkan diberikan kepada peminjam.
0 comments:
Post a Comment